Soal Kedokteran

Akreditasi dan Profil Jurusan Kedokteran Universitas Diponegoro

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro atau Undip Semarang, Jawa Tengah, upaya pendiriannya sudah dirintis sejak jaman pendudukan Jepang guna memenuhi kebutuhan dokter pada waktu itu. Pada tahun 1955 Yayasan Djojo-bojo (yang anggotanya antara lain dr. Boentaran dan dr. Atmadi Wreksoatmodjo) berusaha mendirikan Fakultas Kedokteran. Usaha ini belum berhasil karena kurang koordinasi antara Kepala Inspeksi Kesehatan dengan pimpinan Rumah Sakit dan Kepala Kesehatan Kota akibat suasana kepartaian politik dan golongan pada waktu itu. Padahal di kota Semarang telah ada sebuah Rumah Sakit Umum Pusat Semarang, yang cukup representatif menjadi satu rumah sakit pendidikan bagi sebuah Fakultas Kedokteran.

Pada tahun 1958, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Soerarjo Darsono menghadap Presiden Universitas Diponegoro (waktu itu Soedarto, SH) dan mengungkapkan gagasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran, mengingat mahasiswa kedokteran Universitas Gadjah Mada banyak yang menjalani kepaniteraan di Semarang.

Pada tahun 1959 Yayasan Universitas Diponegoro berdiri dan memiliki Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Fakultas Teknik. Kenyataan ini mendorong hasrat untuk mendirikan Fakultas Kedokteran. Dalam rapat gabungan Yayasan Universitas Semarang/Diponegoro dengan Pengurus Senat Universitas Diponegoro pada tanggal 10 Juni 1960, atas dorongan dr. R. Atmadi Wreksoatmodjo, diputuskan untuk mendirikan Fakultas Kedokter-an. Dibentuk Panitia Pendirian Fakultas Kedokteran yang diketuai oleh Suyono Atmo, dengan sekretaris Sri Widojati Notoprodjo, SH. Selain itu dibentuk pula Panitia Teknis yang diketuai Kolonel dr. R. Soehardi, sekretaris dr. Heyder bin Heyder, dengan anggota terdiri atas dr. R. Kolonel, dr. A. Soerojo, dr. R. Marsaid S. Sastrodihardjo, dr. Tjiam Tjwan Hok dan dr. R. Soedjati.

Sebenarnya RSUP Semarang sejak tahun 1951 telah menjalankan tugas mendidik co assisten dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, khususnya di bagian Anak-anak, Kebidanan serta THT. Meskipun waktu itu ujian-ujian bagi co assisten masih dilakukan di Yogyakarta, namun sekurang-kurangnya Rumah Sakit Umum Pusat Semarang telah berpengalaman mendidik mahasiswa kedokteran, terutama dalam kepaniteraan klinik.

Panitia teknis ini pada tanggal 9 Maret 1961 mengadakan rapat pleno, dan mengambil keputusan antara lain sbb:

1. Pimpinan Rumah Sakit ditunjuk ex officio sebagai pejabat Dekan, agar dapat segera mulai menjalankan persiapan-persiapan, sementara dr. Heyder bin Heyder sebagai pembantu dekan merangkap sekretaris.
2. Panitia menganggap Rumah Sakit Umum Pusat Semarang cukup representatif untuk menjadi sebuah rumah sakit pendidikan.
3. Panitia menyetujui rencana kurikulum pendidikan selama enam setengah tahun yang telah disusun oleh dr. Atmadi Wreksoatmodjo.
4. Mengingat persiapan-persiapan untuk tingkat pre-klinik masih memerlukan waktu, maka diputuskan untuk membuka Fakultas Kedokteran dari tingkat atas. Diperoleh informasi, bahwa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta terdapat banyak mahasiswa senior yang bersedia pindah ke Semarang.

Pada tanggal 29 Maret 1961, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Soerarjo Darsono menemui Prof. Soedjono Djoened Poesponegoro, Dekan Universitas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, untuk meminta saran dan nasihat serta bantuan sehubungan dengan persiapan berdirinya Fakultas Kedokteran di Semarang. Prof. Soedjono dapat memahami keingingan panitia maupun masyarakat setempat dan menyetujuinya, bahkan bersedia memberikan bantuan tenaga edukatif (dosen) dari Universitas Indonesia yang dapat dilaksanakan pada tahun 1963.

Terjadi penggantian Pimpinan RSUP Semarang dari dr. Atmadi Wreksoatmodjo kepada dr. Soepaat Soemosoedirdjo, sehingga baru pada tanggal 1 Juli 1961 keluar Keputusan Presiden Universitas Diponegoro Semarang No. 782 C, perihal pengangkatan dr. Soepaat Soemosoedihardjo sebagai pemangku jabatan Ketua (Dekan) Fakultas Kedokteran dan dr. Heyder bin Heyder sebagai Sekretaris Fakultas. Namun karena dr. Soepaat Soemosoedirdjo yang baru datang dari Klaten belum mendalami masalah, maka dr. Heyder bin Heyder ditugaskan menjalankan segala kegiatan.

Persiapan lain yang dilakukan adalah dr. R. Soerarjo Darsono serta dr. Heyder bin Heyder mengadakan negosiasi dengan Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan para mahasiswa tingkat atas FK UGM.
Pada tanggal 12 Juli 1961 satu delegasi yang terdiri atas Soedarto SH selaku pemangku jabatan Presiden Universitas Diponegoro Semarang, dr. Heyder bin Heyder selaku Sekretaris Fakultas serta dr. Soepaat Soemosoedirdjo selaku Kepala RSUP Semarang menghadap Menteri PTIP. Prof. Iwa Koesoemasoemantri (menteri PTIP) menyambut gembira persiapan pendirian Fakultas Kedokteran tersebut, bahkan berkata "Untuk Dekan saya tidak memerlukan seorang yang pintar tetapi yang diperlukan seorang yang jujur."

Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Satrio, menyambut gembira dan menyarankan agar jabatan dekan pertama diberikan kepada seorang anggota ABRI, dengan pertimbangan bahwa pada tahap persiapan tentu akan menghadapi banyak kesulitan, karena Jawa Tengah pada waktu itu masih dalam keadaan darurat.

Baik Menteri PTIP maupun Menteri Kesehatan tidak setuju bahwa Pimpinan Fakultas Kedokteran dirangkap oleh Pimpinan Rumah Sakit Umum Pusat. Mengingat pendirian kedua menteri tersebut, maka pada hari itu juga, tanggal 12 Juli 1961 di Jakarta, delegasi mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri PTIP supaya mengangkat Kolonel dr. Soewondo, dokter DKT Kodam VII sebagai dekan dan dr. Heyder bin Heyder, pemimpin Bagian Bedah RSUP Semarang sebagai wakilnya.

Departemen PTIP ternyata belum merasa puas dengan kedua nama calon tersebut, pada tanggal 19 Juli 1961 mengirim telegram dengan permintaan untuk mengajukan nama orang ketiga. Dengan telegram tanggal 2 Agustus 1961, Pimpinan Universitas Diponegoro mengajukan nama Soejono Atmo, Wakil Gubernur Kepala Daerah Jawa Tengah sebagai calon. Tetapi pengusulan ini juga tidak mendapat persetujuan dari penasihat Menteri PTIP, dengan pertimbangan bahwa Soejono Atmo bukan seorang dokter. Akhirnya Rapat Senat Universitas Diponegoro mengajukan tiga orang calon, yaitu Kolonel dr. Soewondo, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Atmadi Wreksoatmodjo.

Sehubungan dengan kesepakatan dalam rapat-rapat sebelumnya, bahwa pembukaan Fakultas Kedokteran segera dapat dimulai dari tingkat atas, maka pada tanggal 24 Agustus 1961 diadakan rapat terakhir yang diketuai oleh dr. Heyder bin Heyder dan dihadiri oleh semua Kepala Bagian dari Rumah Sakit Umum Pusat Semarang, dr. Tendean dari Rumah Sakit Jiwa serta dr. Go Gien Hoo dari Rumah Sakit St. Elizabeth. Mereka mengajukan saran-saran, rencana serta keinginan-keinginan.

Pada tanggal 31 Agustus 1961 diadakan pertemuan lagi di Yogyakarta. Utusan Panitia Persiapan terdiri dari Soedarto, SH, dr. Heyder bin Heyder, dr. Sar-djono Dhanoedibroto, dr. Atmadi Wreksoatmodjo dan dr. Soedjati Soemodiharjo. Pihak FK UGM diketuai oleh Prof. Radioputro. Bebarapa keputusan penting dalam pertemuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jumlah pertama mahasiswa tingkat doktoral FK UGM yang akan pindah ke Universitas Dipone-goro di Semarang maksimum 40 orang.
2. Perpindahan mahasiswa atas dasar sukarela.
3. Mahasiswa tersebut resmi menjadi mahasiswa Universitas Diponegoro dan setelah lulus menda-pat ijasah dari Universitas Diponegoro.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 3 tahun 1961 tertanggal 12 September 1961 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro resmi berdiri sejak tanggal 1 Oktober 1961, dan merupakan fakultas kelima di lingkungan Universitas Diponegoro.

FK diresmikan oleh Wakil Menteri PTIP pada Peringatan Dies Natalis Pertama Universitas Diponegoro tanggal 30 September 1961 di Gedung Balai Kota Semarang. Pendidikan dimulai dengan pendidikan dokter tingkat atas, yaitu tingkat Doctorandus Medicine, yang berasal dari FK UGM. Dipelopori oleh 6 orang Doctorandus Medicine pada tahun 1961, kemudian jumlah ini meningkat menjadi 30 orang pada tahun 1962.

Selama tahun kuliah 1961/1962 telah dihasilkan 7 orang dokter tingkat I atau Semiarts. Barulah pada tanggal 1 Oktober 1962 mulai tahun kuliah 1962/1963 menerima mahasiswa tingkat pertama, dengan jumlah mahasiswa baru sebanyak 82 orang yang merupakan hasil seleksi dari 426 calon lulusan SMA B dari tahun 1959 ke atas.

Kuliah perdana berupa kuliah umum disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Kolonel dr. Soewondo dengan judul "Pendidkan Terpimpin". Setelah itu dilanjutkan dengan upacara pemberian ijasah dokter kepada lulusan pertama Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, yaitu dr. Suradi.

Dalam perjalanan sejarah selama 46 tahun FK Undip telah banyak mengalami berbagai kemajuan. Sampai dengan bulan Juli 2001, FK Undip telah meluluskan 1252 dokter spesialis, 3570 dokter dan 2360 sarjana.

Saat ini mengasuh dua program studi yaitu program studi Psikologi dan Ilmu Keperawatan. Pada tahun 1997 berdiri Program Magister Ilmu Biomedik dan Program Doktor Ilmu Kedokteran. Sejak tahun 2001 peserta program PPDS 1 diberi kesempatan melengkapi pendidikannya pada Program Khusus Magister Ilmu Biomedik PPs Undip sehingga diharapkan mampu meningkatkan kwalitas lulusan PPDS 1.

Inovasi dalam bidang pendidikan di FK Undip telah melalui pendekatan yang bersifat Problem Based. Diharapkan materi yang bersifat Integrated/Problem based approach ini akan menjadi salah satu muatan lokal FK Undip.

Penelitian yang dilakukan melalui berbagai sumber dana yang ada (OPF, BBI, RISBINDOK, RISBINKES, Hibah bersaing) merupakan bukti Tri Dharma Civitas Academika

Untuk mengenal profil, Akreditasi BAN-PT Prodi Kedokteran Universitas Diponegoro, Passing Grade Prodi Kedokteran, Sekilas Profil, janis-jenis Seleksi Kedokteran yang diselenggarakan, serta sejumlah Mata Ujian Seleksi Kedokteran yang diujikan pada calon mahasiswa dalam Seleksi Kedokteran, berikut kami sampaikan hasi kerja kami untuk anda yang bersumber pada informasi yang terpercaya. Semoga bisa membantu para pengunjung!


Selayang Pandang Profil Prodi Kedokteran Undip



Visi Prodi Kedokteran


Pada tahun 2020, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UNDIP menjadi panutan dan diakui sebagai pusat pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (IPTEKDOK) di Indonesia, kawasan Asia Pasifik dan dunia.


Misi Prodi Kedokteran


1. Mewujudkan keunggulan pendidikan dan pengajaran yang berkelas dunia dengan menguasai advance science dan teknologi kedokteran melalui Internasionalisasi dan recognition kurikulum.
2. Melaksanakan riset berkelas dunia dan ikut menyumbangkan penemuan baru dibidang ilmu dan pengetahuan sesuai perkembangan ilu dan teknologi kedokteran.
3. Melaksanakan pengabdian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu teknologi kedokteran mutakhir.
4. Melaksanakan manajemen internal berdasar good corporate governance dan akuntabilitas keuangan.
5. meningkatkan entrepreneurship berdasarkan pemikiran yang inovatifdan kreatif agar lulusannya mampu bersaing di pasar lokal, regional dan Internasional

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro berkiprah semenjak 1 Oktober 1961 telah banyak menyumbangkan kemampuannya untuk kemajuan dunia kependidikan kedokteran Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Sebagai fakultas kedokteran yang masuk dalam jajaran 5 besar Fakultas Kedokteran di Indonesia FK UNDIP telah memiliki kemampuan untuk mendukung visi misi Universitas Diponegoro sendiri sebagai Universitas Riset dunia dengan beberapa prestasi yang dicapai antara lain Transplantasi ginjal KEDUA DI INDONESIA, Transplantasi Sumsum Tulang Pertama di Indonesia, Transplantasi Hati Pertama Di Indonesia, Pusat Bedah untuk Epilepsi, Pusat Riset Biomedis dan Tim Penyesuaian Kelamin (Gender team).

Dilengkapi dengan berbagai fasilitas diantaranya :

1. Rumah sakit Pendidikan Ti[pe A RSUP DR KARIADI dan Rumah sakit jejaring pendukung
2. Laboratorium Keterampilan
3. Labroratorium Bahasa
4. Labooratorium Komputer Internet
5. Area Hotspot
6. Perpustakaan Digital dan non Digital
7. Laboratorium tersertifikasi Internasional (CEBIOR, GAKY, AVIAN FLU, CENTRID)
8. Kerjasama dengan institusi Internasional untuk pertukaran pelajar, twinning program dan double degree
9. Fasilitas rekreasi mahasiswa (olahraga, musik, seni tari, seni teater)

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro memiliki beberapa Program Studi antara lain :

1. Kedokteran Umum
2. Ilmu Keperawatan
3. Ilmu Gizi
4. Pendidikan Dokter Spesialis (Internal medicine, pediatrics, Neurology, Ophthalmology, Anesthesiology, Radiology, Medical Rehabilitation, Cardiology, Fertility Endocrinology & Reproduction, Surgery, Obstetrics& Gyn, Ear Nose & Throat, Pathology, Psychiatry, Derma-venerology, Forensic Medicine and Feto Maternal)

Dengan demikian Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro diharapkan dapat terus memajukan pendidikan kedokteran Indonesia menjadi lebih baik dan unggul.

Saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro sudah menempati gedung yang baru yang berlokasi di Tembalang bergabung dengan fakultas-fakultas di lingkungan Undip lainnya .


Status Akreditasi Prodi Kedokteran


Akreditasi Program Studi Kedokteran di Universitas ini adalah bernilai A, berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) No. 032 Tahun 2012 yang berlaku s.d. tahun 2017.


Sumber :Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) - Kemdikbud


Untuk mengenal secara lebih lengkap mengenai Akreditasi BAN-PT Prodi Kedokteran Undip, Passing Grade Program Studi Kedokteran, Sekilas Profil, Jenis-jenis Seleksi Kedokteran yang diselenggarakan, serta Mata Ujian Seleksi Kedokteran yang diujikan dalam Seleksi Kedokteran, bisa anda unduh filenya disini.

Semoga informasi yang kami berikan bisa mempermudah para calon peserta seleksi kedokteran Undip tahun akademik 2015/2016, Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin!



Sumber:
- fk.ujiantulis.com
- undip.ac.id

Post a Comment

0 Comments