Soal Kedokteran

Profil Kedokteran Universitas Surabaya

Universitas Surabaya (Ubaya) telah mendapat izin dari Menristekdikti Muhammad Nasir untuk membuka Program Studi Pendidikan Dokter mulai April 2016. Penantian panjang itu akhirnya terealisasi di Ruang Rapat Kemenristekdikti, Jakarta, Senin 28 Maret 2016) sore, demikian dikatakan Rektor Ubaya Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD di Surabaya.

Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Prof Joniarto Parung menyatakan, bahwa proposal pendirian Fakultas Kedokteran tersebut telah diajukan sejak 2013. Saat itu tenaga dosen juga mulai direkrut. Setelah diterima, para dosen tersebut dimagangkan di Poliklinik Ubaya. Laboratorium pun sudah ada. Semester awal labnya sama dengan farmasi, pihaknya memanfaatkan utilitas yang ada, tapi, tetap ada tambahan.

Menurut Joni, FK Ubaya memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan FK perguruan tinggi lainnya. Pertama, Ubaya mempersiapkan pendirian FK secara bertahap. Baik persiapan sarana-prasarana maupun inter profesional. Interprofesional yang dimaksud adalah memberikan waktu tersendiri bagi para mahasiswa FK untuk berinteraksi dengan mahasiswa dari program studi lain. Terutama yang berkaitan dengan kesehatan fisik maupun mental. Misalnya, prodi fisika, bioteknologi, ataupun psikologi.

Sebagai fasilitas pendukung perkuliahan, Ubaya telah bekerja sama dengan Rumah Sakit Pendidikan Utama yaitu RSUD Dr. Soekandar Mojosari, Mojokerto. Pihak Ubaya juga sudah berencana membangun Rumah Sakit Pendidikan di lahan parkir Kampus Ubaya Tenggilis seluas 5,5 hektare.

Untuk sumber daya manusia, Ubaya telah merekrut 22 tenaga pengajar dari minimal 18 yang ditentukan, sehingga mampu memberikan proses belajar mengajar yang maksimal bagi mahasiswa. Keunggulan Prodi Dokter Ubaya dengan lainnya adalah menekankan pada Interprofessional Education (IPE), yaitu pendekatan interpersonal dalam masalah kesehatan melalui kolaborasi kompetensi berbagai profesi kesehatan dalam penyelesaian masalah kesehatan.

Keunggulan lain adalah Terapi Herbal sehingga lulusan memahami terapi herbal dan mampu memberikan pertimbangan tentang pemanfaatan terapi herbal. Tidak hanya itu, keunggulan lain lagi adalah Teknologi Kedokteran sehingga mampu menjustifikasi kecanggihan, kegunaan dan efisiensi berbagai teknologi informasi peralatan kedokteran. Dengan demikian, mahasiswa dan dokter lulusan Ubaya memahami kesehatan pasien dan nonpasien secara holistik dari aspek medis, psikologi, farmasis dan lingkungan.

Oleh karena itu, Ubaya akan menerapkan kuliah dan diskusi yang terjadwal bersama antarmahasiswa kedokteran, farmasi, psikologi, biologi, dan lingkungan. Jadi, masyarakat yang sehat itu meliputi sehat secara fisik dari aspek kedokteran dan pengobatan (farmasi), tapi juga sehat secara psikis dari aspek psikologi dan lingkungan.

Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar kuliah perdana tentang motivasi, kode etik dokter, dan tantangan dunia kedokteran di era globalisasi yang diikuti sebanyak 50 mahasiswa baru Fakultas Kedokteran. Materi kuliah diisi oleh senior spesialis bedah torak dan kardiovaskuler.

Ketua Program Studi Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Nur Flora Nita Taruli Basa Sinaga, M. Kes., SpOT., CCD., mengatakan, kuliah perdana ini merupakan suatu hal yang belum pernah dirasakan oleh para mahasiswa baru angkatan 2016. Para mahasiswa sebelumnya masih memakai seragam SMA dan sekarang mulai memasuki masa kuliah dan semakin dekat dengan cita–cita dan impiannya.

Kuliah Perdana di Fakultas Kedokteran memang merupakan sebuah tradisi, dimana dengan mengundang seorang pembicara yang ahli dibidang kedokteran sebagai pembicara. Dalam kesempatan ini akan hadir juga Rektor Universitas Surabaya, Ketua Yayasan, dosen, mahasiswa, mitra rumah sakit pendidikan, serta beberapa dokter dan profesor yang telah membantu membangun Fakultas Kedokteran Ubaya, demikian seperti yang dipaparkan dr. Nur Flora.

Ia mengungkapkan, agar mahasiswa baru bisa menjadi dokter dalam kuliah ini sengaja melibatkan pembicara atau tokoh senior seperti Prof. Dr. Med. H. Puruhito, Sp. B.

Menurutnya tantangan dunia kedokteran di era globalisasi seperti saat ini bisa diketahui oleh para calon dokter ini. Tidak hanya itu, mereka juga agar bisa mengikuti perkembangan dunia kedokteran di era globalisasi yang saat ini semakin menjadi sorotan dan bisa menjadi dokter yang berkualitas tinggi.

Sementara itu, Prof Puruhito mengatakan bahwa 50 calon dokter yang saat ini sedang menekuni ilmu kedokteran di Ubaya itu ketika bekerja nanti bisa menjalankan profesinya dengan hati dan mengabdi kepada masyarakat dengan baik. Etika profesi dokter itu juga meliputi kerahasiaan pasien yang wajib dijaga. Namun jika ingin mengurai permasalah atau sebuah penyakit yang dialami pasien boleh didiskusikan namun hanya sebatas tim dokter yang sedang meneliti penyakit yang dimaksud.

Tantangan era global, lanjutnya. Saat ini realiti show saat ini melibatkan para dokter untuk mengedukasi masyarakat atau pemirsanya, namun jika banyak skedul syuting tidak lantas melupakan profesi kedokterannya. Kalau suatu saat mahasiwa FK Ubaya sudah ahli dalam suatu penyakit, jangan sampai lupa dengan ilmu kuliah yang ditekuninya yakni sebagai profesi dokter, dan itu harus tetep dipegang teguh, jangan sampai beralih ke profesi lain seperti artis.

Sumbangan Tinggi Bukan Jaminan Masuk Fakultas Kedokteran Ubaya. Pihak Universitas menetapkan sumbangan wajib untuk FK adalah sebesar Rp 250 juta, dan ada sumbangan sukarela di luar sumbangan wajib. Jadi jika mengisi Rp 0 pun tidak masalah karena sukarela. Prinsipnya tetap, jika nilai mereka bagus ya diterima, jika tidak ya tidak lolos.

Ada juga orangtua yang mengisikan sumbangan sukarela sebesar Rp 250 juta agar anak mereka bisa diloloskan. Namun karena nilai sang anak tidak mencukupi, maka tetap tidak bisa lolos. Pihaknya tidak pernah meminta atau menyarankan nominal saat pendaftar mengisi sumbangan sukarela. Malah ketika mereka mengisi dengan nominal tinggi, kami beri pengertian bahwa sumbangan itu tidak akan memengaruhi kelulusan, demikian dipaparkan Joni.

Untuk pembangunan rumah sakit di lahan parkir Ubaya, Joni mengatakan dana yang dibutuhkan adalah berkisar Rp 10-20 Miliar. Biaya pembangunan rumah sakit kami dapat dari kerjasama dengan Hermina dan saham-saham yang ditanam beberapa dokter yang nantinya juga akan berpraktek di sana. Rumah sakit Ubaya nantinya akan setinggi 6 lantai sesuai kesepakatan dengan Hermina, menggunakan 10 hektar lahan milik Ubaya.


Sumber:
- ubaya.ac.id
- fk.ujiantulis.com


Post a Comment

0 Comments