Soal Kedokteran

Profil Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) mempunyai Visi bahwa pada tahun 2024, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro menjadi pusat pendidikan berbasis riset yang unggul di bidang kedokteran dan kesehatan. Demikian seperti yang dijelaskan dalam SK Rektor Nomor: 853/UN7.P/HK/2020 Tentang Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro merupakan salah satu fakultas kedokteran terdepan di Indonesia. FK Universitas Diponegoro didirikan pada 1 Oktober 1961, dan pada tahun 2011 merayakan 50 tahun keemasannya dalam memberikan tri dharma perguruan tinggi di Indonesia. Berafiliasi dengan Rumah Sakit Dr. Kariadi yang menyediakan pendidikan bagi mahasiswa kedokteran, intern/koas, dan residen spesialis. Mengacu pada the THES-QS Top World University Rankings in 2007, untuk kategori Life Science dan Biomedicine, fakultas kedokteran universitas diponegoro berada pada urutan 410.

Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro berlokasi di jalan Prof Sudarto SH Tembalang, Semarang, kampus FK UNDIP terintegrasi dengan Rumah Sakit Dr. Kariadi dan Rumah Sakit Nasioal Diponegoro.

Sejak zaman pendudukan Jepang telah dirintis pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dokter pada waktu itu. Sekolah ini kemudian lenyap begitu saja pada waktu pemerintahan Jepang bubar.Pada tahun 1955 Yayasan Djojo-bojo (yang anggotanya antara lain dr. Boentaran dan dr. Atmadi Wreksoatmodjo) bercita-cita mendirikan Fakultas Kedokteran.

Usaha tersebut belum berhasil karena kurang koordinasi antara Kepala Inspeksi Kesehatan dengan pimpinan Rumah Sakit dan Kepala Kesehatan Kota akibat suasana kepartaian politik dan golongan pada waktu itu. Padahal di kota Semarang telah ada sebuah Rumah Sakit Umum Pusat Semarang, yang cukup representatif menjadi satu rumah sakit pendidikan bagi sebuah Fakultas Kedokteran.

Sehingga pada tahun 1958, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Soerarjo Darsono menghadap Presiden Universitas Diponegoro (waktu itu Soedarto, SH) dan mengungkapkan gagasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran, mengingat mahasiswa kedokteran Universitas Gadjah Mada banyak yang menjalani kepaniteraan di Semarang.

Yayasan Universitas Diponegoro berdiri tahun 1959 memiliki Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Fakultas Teknik. Kenyataan ini mendorong hasrat untuk mendirikan Fakultas Kedokteran. Dalam rapat gabungan Yayasan Universitas Semarang/Diponegoro dengan Pengurus Senat Universitas Diponegoro pada tanggal 10 Juni 1960, atas dorongan dr. R. Atmadi Wreksoatmodjo, diputuskan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran.

Persiapan lain yang dilakukan adalah dr. R. Soerarjo Darsono serta dr. Heyder bin Heyder mengadakan negosiasi dengan Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan para mahasiswa tingkat atas FK UGM. Pada tanggal 12 Juli 1961 satu delegasi yang terdiri atas Soedarto SH selaku pemangku jabatan Presiden Universitas Diponegoro Semarang, dr. Heyder bin Heyder selaku Sekretaris Fakultas serta dr. Soepaat Soemosoedirdjo selaku Kepala RSUP Semarang menghadap Menteri PTIP. Prof. Iwa Koesoemasoemantri (menteri PTIP) menyambut gembira persiapan pendirian Fakultas Kedokteran tersebut, bahkan berkata “Untuk Dekan saya tidak memerlukan seorang yang pintar tetapi yang diperlukan seorang yang jujur.”

Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Satrio, menyambut gembira dan menyarankan agar jabatan dekan pertama diberikan kepada seorang anggota ABRI, dengan pertimbangan bahwa pada tahap persiapan tentu akan menghadapi banyak kesulitan, karena Jawa Tengah pada waktu itu masih dalam keadaan darurat.

Baik Menteri PTIP maupun Menteri Kesehatan tidak setuju bahwa Pimpinan Fakultas Kedokteran dirangkap oleh Pimpinan Rumah Sakit Umum Pusat. Mengingat pendirian kedua menteri tersebut, maka pada hari itu juga, tanggal 12 Juli 1961 di Jakarta, delegasi mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri PTIP supaya mengangkat Kolonel dr. Soewondo, dokter DKT Kodam VII sebagai dekan dan dr. Heyder bin Heyder, pemimpin Bagian Bedah RSUP Semarang sebagai wakilnya.

Pada tanggal 29 Maret 1961, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Soerarjo Darsono menemui Prof. Soedjono Djoened Poesponegoro, Dekan Universitas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, untuk meminta saran dan nasihat serta bantuan sehubungan dengan persiapan berdirinya Fakultas Kedokteran di Semarang. Prof. Soedjono dapat memahami keingingan panitia maupun masyarakat setempat dan menyetujuinya, bahkan ber-sedia memberikan bantuan tenaga dosen Universitas Indonesia (dapat dilaksanakan pada tahun 1963).

Terjadi penggantian Pimpinan RSUP Semarang dari dr. Atmadi Wreksoatmodjo kepada dr. Soepaat Soemosoedirdjo, sehingga baru pada tanggal 1 Juli 1961 keluar Keputusan Presiden Universitas Diponegoro Semarang No. 782 C, perihal pengangkatan dr. Soepaat Soemosoedihardjo sebagai pemangku jabatan Ketua Fakultas Kedokteran dan dr. Heyder bin Heyder sebagai Sekretaris Fakultas. Namun karena dr. Soepaat Soemosoedirdjo yang baru datang dari Klaten belum mendalami masalah, maka dr. Heyder bin Heyder ditugaskan menjalankan segala kegiatan.

Departemen PTIP ternyata belum merasa puas dengan kedua nama calon tersebut, pada tanggal 19 Juli 1961 mengirim telegram dengan permintaan untuk mengajukan nama orang ketiga. Dengan telegram tanggal 2 Agustus 1961, Pimpinan Universitas Diponegoro mengajukan nama Soejono Atmo, Wakil Gubernur Kepala Daerah Jawa Tengah sebagai calon. Tetapi pengusulan ini juga tidak mendapat persetujuan dari penasihat Menteri PTIP, dengan pertimbangan bahwa Soejono Atmo bukan seorang dokter. Akhirnya Rapat Senat Universitas Diponegoro mengajukan tiga orang calon, yaitu Kolonel dr. Soewondo, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Atmadi Wreksoatmodjo.

Sehubungan dengan kesepakatan dalam rapat-rapat sebelumnya, bahwa pembukaan Fakultas Kedokteran segera dapat dimulai dari tingkat atas, maka pada tanggal 24 Agustus 1961 diadakan rapat terakhir yang diketuai oleh dr. Heyder bin Heyder dan dihadiri oleh semua Kepala Bagian dari Rumah Sakit Umum Pusat Semarang, dr. Tendean dari Rumah Sakit Jiwa serta dr. Go Gien Hoo dari Rumah Sakit St. Elizabeth. Mereka mengajukan saran-saran, rencana serta keinginan-keinginan.

Pada tanggal 31 Agustus 1961 diadakan pertemuan lagi di Yogyakarta. Utusan Panitia Persiapan terdiri dari Soedarto, SH, dr. Heyder bin Heyder, dr. Sardjono Dhanoedibroto, dr. Atmadi Wreksoatmodjo dan dr. Soedjati Soemodiharjo. Pihak FK UGM diketuai oleh Prof. Radioputro. Bebarapa keputusan penting dalam pertemuan tersebut diantaranya adalah jumlah pertama mahasiswa tingkat doktoral FK UGM yang akan pindah ke Universitas Diponegoro di Semarang maksimum 40 orang. Disamping itu mahasiswa tersebut resmi menjadi mahasiswa Universitas Diponegoro dan setelah lulus mendapat ijazah dari Universitas Diponegoro.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 3 tahun 1961 tertanggal 12 September 1961 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro resmi berdiri sejak tanggal 1 Oktober 1961, dan merupakan fakultas kelima di lingkungan Universitas Diponegoro.

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro diresmikan oleh Wakil Menteri PTIP pada Peringatan Dies Natalis Pertama Universitas Diponegoro tanggal 30 September 1961 di Gedung Balai Kota Semarang. Pendidikan dimulai dengan pendidikan dokter tingkat atas, yaitu tingkat Doctorandus Medicine, yang berasal dari FK UGM. Dipelopori oleh 6 orang Doctorandus Medicine pada tahun 1961, kemudian jumlah ini meningkat menjadi 30 orang pada tahun 1962.

Selama tahun kuliah 1961/1962 telah dihasilkan 7 orang dokter tingkat I atau Semiarts. Barulah pada tanggal 1 Oktober 1962 mulai tahun kuliah 1962/1963 menerima mahasiswa tingkat pertama, dengan jumlah mahasiswa baru sebanyak 82 orang yang merupakan hasil seleksi dari 426 calon lulusan SMA B dari tahun 1959 ke atas.

Kuliah perdana berupa kuliah umum disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Kolonel dr. Soewondo dengan judul “Pendidikan Terpimpin”. Setelah itu dilanjutkan dengan upacara pemberian ijasah dokter kepada lulusan pertama Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, yaitu dr. Suradi.

Dalam perjalanan sejarah selama 46 tahun FK Undip telah banyak mengalami berbagai kemajuan. Sampai dengan bulan Juli 2001, FK Undip telah meluluskan 1252 dokter spesialis, 3570 dokter dan 2360 sarjana.

Dewasa ini mengasuh dua program studi yaitu program studi Psikologi dan Ilmu Keperawatan. Pada tahun 1997 berdiri Program Magister Ilmu Biomedik dan Program Doktor Ilmu Kedokteran. Sejak tahun 2001 peserta program PPDS 1 diberi kesempatan melengkapi pendidikannya pada Program Khusus Magister Ilmu Biomedik PPs Undip sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusan PPDS 1.

Inovasi dalam bidang pendidikan di FK Undip telah melalui pendekatan yang bersifat Problem Based. Diharapkan materi yang bersifat Integrated/Problem based approach ini akan menjadi salah satu muatan lokal FK Undip.

Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran

Sejarah Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (PSKed FK Undip) tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Pada tahun 1958, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Soerarjo Darsono menghadap Presiden Universitas Diponegoro (waktu itu Soedarto, SH) dan mengungkapkan gagasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran, mengingat mahasiswa kedokteran Universitas Gadjah Mada banyak yang menjalani kepaniteraan di Semarang.

Yayasan Universitas Diponegoro yang berdiri tahun 1959 telah memiliki Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Fakultas Teknik. Kenyataan ini semakin mendorong hasrat untuk mendirikan Fakultas Kedokteran. Dalam rapat gabungan Yayasan Universitas Semarang/Diponegoro dengan Pengurus Senat Universitas Diponegoro pada tanggal 10 Juni 1960, atas dorongan dr. R. Atmadi Wreksoatmodjo, diputuskan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran.

Sejak berdirinya FK Undip pada 1 Oktober 1961 hingga kini, FK Undip selalu mengembangkan program pendidikan kedokteran. FK Undip berafiliasi dengan Rumah Sakit Dr. Kariadi yang menyediakan pendidikan bagi mahasiswa kedokteran, intern/koas, dan residen spesialis. Berlokasi di jalan Prof Sudarto SH Tembalang, Semarang, kampus FK Undip terintegrasi dengan Rumah Sakit Dr. Kariadi dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro.

Seiring berjalannya waktu, FK Undip memiliki banyak Program studi. Salah satunya adalah Program Studi Kedokteran. Pada tahun 2017 PSKed telah mendapatkan akreditasi dengan predikat A dari Lembaga akreditasi LAM-PTKes dengan no. 0622/LAM-PTKes/Akr/Sar/X/2017.

Program Studi Kedokteran Gigi (PSKG)

Program Studi Kedokteran Gigi (PSKG) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) berdiri pada tahun 2016 dibawah naungan FK Undip, berlokasi di wilayah kampus Universitas Diponegoro Tembalang. PSKG dibuka bersamaan dengan Progam Studi Farmasi. Sejarah berdirinya program studi kedokteran gigi sangat unik dan sangat panjang. Tahun 1975 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro telah mendidik dua dokter gigi sebagai Spesialis Bedah Mulut melalui pendidikan spesialis, satu orang dokter gigi dididik di bagian bedah dan satu orang dokter gigi di bagian Telinga Hidung Tenggorokan (THT).

Selanjutnya pada tahun 1979, bagian bedah mendidik satu orang dokter gigi yang merupakan Spesialis Bedah Mulut (SpBM) lulusan terakhir dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro karena Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permen Ristekdikti) menyatakan bahwa yang berhak mendidik spesialis kedokteran gigi adalah fakultas kedokteran gigi.

Tinjauan pertama pendirian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro dilakukan pada tahun 1986 oleh drg. M.Tjenol, drg. Siti Chumaeroh, drg. Koeswartono dan Prof. Oedijani melalui peninjauan ke FKG Trisakti dan FKG Moestomo. Melalui tinjauan tersebut, pada tahun 1990 saat Rektor Universitas Diponegoro dijabat oleh Prof. dr. Moeljono S Trastotenojo (alm.), meminta bagian gigi dan mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mengajukan pendirian fakultas kedokteran gigi.

Saat itu proposal pendirian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro telah diajukan sampai ke Dikti bersamaan dengan proposal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, namun sayang tidak berhasil dengan alasan Universitas Diponegoro yang berada di Semarang dekat dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, meskipun kita mempunyai fakultas kedokteran sedangkan Universitas Jember hanya mempunyai fakultas pertanian.

Mulai tahun 1993 bagian gigi dan mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mendapat kepercayaan dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada untuk mendidik peserta Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Bedah Mulut (BM) Universitas Gadjah Mada tingkat terakhir untuk mengerjakan kasus-kasus besar bedah mulut di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi dengan perjanjian tripartit antara Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi.

Saat itu di Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi mempunyai tiga spesialis bedah mulut (dua orang status Departemen Kesehatan dan satu orang status Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro) yang bertugas mendidik, membimbing, menguji dan menilai, staf gigi dan mulut yang membantu pada pembacaan jurnal, dan laporan kasus-kasus bedah mulut minor. Namun kerjasama berhenti tahun 1998. Kemudian pada tahun 2007, bagian gigi dan mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Universitas Indonesia untuk mendidik peserta Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Bedah Mulut (BM).

Tahun 2004 saat rektor dijabat oleh Prof Ir. Eko Budiharjo (alm.), bagian gigi dan mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro diminta untuk mengajukan pendirian program studi di kedokteran gigi. Kami membuat proposal sesuai standar pendirian program studi kedokteran gigi yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), ternyata Dekan Fakultas Kedokteran belum menyetujui karena masih terbebani oleh pendirian Program Studi Psikologi dan Program Studi Gizi. Pada periode Dekan fakultas kedokteran selanjutnya, pengajuan proposal pendirian ProgramStudi Kedokteran Gigi disetujui, dan dengan surat keputusan Senat Fakultas Kedokteran permohonan dilanjutkan ke tingkat Rektor. Namun Rektor yang baru pada sidang Senat Universitas tidak menyetujui untuk melanjutkan pengiriman proposal tersebut ke Dikti.

Tahun 2006 Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang merencanakan pendirian program studi kedokteran gigi, maka dengan pertimbangan belum adanya program studi kedokteran gigi di jawa tengah, secara informal bagian gigi dan mulut melaporkan ke Dekan bahwa proposal kami diminta Universitas Islam Sultan Agung untuk diajukan ke Konsil Kedokteran Indonesia dan ijin memasukkan nama kami dalam pendirian tersebut. Akhirnya Universitas Islam Sultan Agung Semarang berhasil mendirikan fakultas kedokteran gigi tahun 2008.

Tahun 2012 saat Rektor Universitas Diponegoro dijabat Prof. Dr. Sudharto Hadi, Bagian Gigi dan Mulut diminta untuk membuat proposal pendirian prodi kedokteran gigi dan diajukan ke universitas melalui Senat Fakultas Kedokteran. Namun memang belum diizinkan Allah SWT., karena tahun 2011 keluar Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk moratorium pendirian program studi kedokteran dan kedokteran gigi. Surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2030/E/T/2011 tersebut sebagai tanggapan surat Konsil Kedokteran Indonesia yang memohon Dikti untuk menghentikan sementara pendirian program studi kedokteran dan kedokteran gigi karena Konsil Kedokteran Indonesia ingin melakukan evaluasi pada program studi kedokteran dan kedokteran gigi yang telah berdiri. Melalui surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 6232/E2.2/2012 dan surat Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 281 tahun 2013, Universitas Diponegoro belum dapat mendirikan program studi kedokteran gigi.

Meskipun untuk mencapai tujuan pendirian program studi kedokteran gigi telah cukup panjang, hal tersebut tidak memadamkan cita-cita kami untuk mempunyai program studi kedokteran gigi. Tahun 2015 Universitas Diponegoro mendapat status PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum), dengan status tersebut Universitas Diponegoro berwenang untuk mendirikan program studi baru, maka kami diminta untuk membuat naskah akademik sesuai dengan standar Dikti. Maka tahun 2016 dibawah pimpinan Rektor Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., dan Dekan fakultas kedokteran Prof. Dr. Tri Nur Kristina, M.Kes., DMM., program studi kedokteran gigi mulai menerima mahasiswa kedokteran gigi tahun pertama.

Semoga informasi tentang Fakultas dan Prodi Universitas Diponegoro (Undip) yang kami publikasikan dapat bermanfaat, Amin Ya Allah Ya Rabbal 'Alamin!

Sumber:
- undip.ac.id
- fk.ujiantulis.com

Post a Comment

0 Comments